Yang Perlu Kamu Tahu Sebelum Mengirim Tanaman, Hasil Kebun, dan Produk Olahan Hewan
Mengirim tanaman, hasil kebun, atau produk olahan hewan itu ternyata nggak sesimpel yang dibayangkan. Mungkin kita berpikir, “Ah, tinggal dikemas rapi, lalu kirim saja, beres!” Tapi ternyata, banyak banget hal-hal yang perlu dipertimbangkan—mulai dari aturan pengiriman hingga perlakuan khusus agar produk sampai dengan kondisi terbaik.
Pastikan Anda tidak sembarangan melakukannya, karena setiap pengiriman ini membutuhkan dokumen karantina sebagai persyaratan penting. Sebelum membahas tips mengirim tanaman, hasil kebun, atau produk olahan hewan, kita bahas dulu apa itu karantina.
Apa Itu Karantina?
Karantina adalah tindakan pencegahan untuk menghindari penyebaran penyakit pada tanaman, hasil perkebunan, atau produk olahan hewan yang akan dikirim menggunakan jasa ekspedisi, terutama melalui jalur udara seperti pesawat. Proses ini sangat penting untuk menjaga agar komoditas yang dikirim tetap aman dan tidak menularkan penyakit ke wilayah tujuan.
Untuk memastikan setiap komoditas yang dikirim telah melewati proses pemeriksaan yang ketat, Balai Karantina mengeluarkan Surat Karantina. Surat ini menjadi bukti bahwa produk yang Anda kirim telah dinyatakan aman dan bebas dari penyakit. Nantinya, surat ini wajib disertakan kepada pihak logistik sebagai syarat melewati proses pemeriksaan di bandara.
Syarat dan Ketentuan Karantina Lion Parcel
Lion Parcel, sebagai salah satu ekspedisi yang telah berpengalaman dalam proses karantina, menetapkan beberapa syarat dan ketentuan bagi para pelanggan yang ingin mengirim komoditas khusus ini. Berikut adalah syarat dan ketentuan karantina yang harus Anda perhatikan:
-
Mengisi Formulir Pengajuan Barang Karantina
Setiap pengajuan untuk barang karantina harus mengisi formulir pengajuan. Link pengisian formulir ini biasanya disediakan oleh pihak Lion Parcel. Pastikan Anda mengisi data yang lengkap dan benar.
-
Periksa Komoditi dan Lokasi Asal
Pastikan bahwa komoditi dan lokasi asal pengiriman Anda termasuk dalam layanan karantina yang tersedia. Ini penting karena tidak semua komoditas dan lokasi diperbolehkan untuk pengiriman jenis ini.
-
Gunakan Layanan Pengiriman Khusus
Layanan pengiriman untuk barang karantina dapat dilakukan melalui layanan JAGOPACK dan REGPACK dari Lion Parcel. Layanan ini memiliki estimasi waktu pengiriman tambahan selama satu hari, sehingga Anda perlu memperhitungkan waktu pengiriman sesuai kebutuhan.
-
Berlaku untuk Satu Kali Pengiriman dengan Batas Berat Maksimal
Surat Karantina yang Anda buat hanya berlaku untuk satu kali pengiriman, dengan berat maksimal paket hingga 50 kg per koli. Jika Anda mengirim barang lebih dari berat ini, Anda mungkin perlu membuat surat tambahan.
-
Tidak Ada Klaim untuk Kerusakan pada Tanaman
Dalam proses pengiriman, Lion Parcel tidak menerima klaim apabila tanaman yang dikirim mengalami layu, mati, atau rusak. Pastikan Anda mengemas barang dengan baik dan sesuai agar tetap dalam kondisi optimal.
-
Tuliskan “Karantina” pada Paket
Untuk memudahkan proses identifikasi, tuliskan keterangan “Karantina (nama buah/tumbuhan)” pada paket Anda. Hal ini akan memudahkan pihak logistik dalam proses pengecekan.
-
Pembuatan Surat Karantina di Kota Besar di Indonesia
Anda bisa membuat Surat Karantina di seluruh kota besar di Indonesia. Jadi, pastikan Anda melakukan proses karantina di kota terdekat.
-
Khusus untuk Pengiriman Domestik
Proses karantina ini hanya berlaku untuk rute pengiriman domestik di Indonesia. Untuk pengiriman internasional, biasanya terdapat prosedur tambahan yang lebih ketat.
Nah, sekarang kita bakal sharing pengalaman dan beberapa tips yang mungkin bisa membantu.
1. Pahami Aturan Pengiriman di Daerah Tujuan
Pertama-tama, kamu harus banget cek aturan pengiriman di daerah tujuan. Tiap negara atau bahkan tiap provinsi punya aturan yang berbeda. Misalnya, tanaman atau produk olahan hewan bisa jadi nggak boleh masuk ke suatu daerah tanpa sertifikat kesehatan atau karantina. Saya pernah hampir mengalami masalah besar karena lupa cek ini. Waktu itu saya kirim tanaman hias ke luar kota, ternyata tanaman itu nggak boleh masuk tanpa sertifikat bebas hama. Alhasil, tanaman sempat ditahan dan saya harus mengurus dokumen tambahan.
Buat tanaman, pastikan kamu tahu soal izin fitosanitari (dokumen yang menunjukkan tanaman bebas penyakit atau hama). Kalau untuk produk hewan, biasanya dibutuhkan sertifikat karantina hewan. Jadi, sebelum ngirim, cek dulu ya syarat-syaratnya biar nggak ribet di jalan!
2. Pengemasan yang Tepat Itu Kunci!
Kalau soal pengemasan, ini bukan cuma tentang kelihatan rapi saja, tapi harus benar-benar diperhatikan supaya produkmu tetap aman selama perjalanan. Bayangkan deh, kalau kamu kirim tanaman dengan media tanah, terus selama perjalanan terguncang atau terbalik—wah, bisa berantakan kan? Aku pernah melakukan kesalahan ini saat pertama kali ngirim tanaman. Aku pikir cukup pakai kardus biasa yang dilapis plastik, tapi ternyata nggak tahan guncangan. Sesampainya di tujuan, tanahnya berhamburan, daunnya patah-patah. Sejak itu, aku mulai rajin pakai bubble wrap, sekat, dan bahkan dus khusus untuk tanaman.
Untuk produk olahan hewan atau hasil kebun yang mudah rusak, seperti telur, sayur, atau buah, ada baiknya juga gunakan pendingin atau ice pack kalau jaraknya jauh. Ini bisa bantu menjaga kesegaran dan mencegah kerusakan. Selain itu, pilih kardus yang kuat atau kontainer khusus untuk menghindari kerusakan akibat tumpukan barang lain di pengiriman.
3. Perhatikan Cuaca dan Waktu Pengiriman
Cuaca ternyata juga bisa memengaruhi kualitas produk yang kita kirim. Waktu musim panas atau hujan ekstrem, suhu dalam kendaraan pengiriman bisa jadi panas atau lembap banget. Saya pernah ngalamin waktu kirim sayur-sayuran pas musim hujan, dan ternyata waktu sampai, sayurnya layu karena suhu lembap sepanjang perjalanan.
Sebisa mungkin pilih waktu pengiriman yang tepat. Misalnya, untuk produk segar, lebih baik kirim di awal minggu, jadi kemungkinan besar sampai sebelum akhir pekan, dan nggak tertahan di gudang ekspedisi. Kalau ada pilihan ekspedisi cepat, pertimbangkan juga untuk produk yang mudah rusak atau butuh kondisi khusus.
4. Pilih Jasa Ekspedisi yang Berpengalaman dalam Produk Segar
Jangan asal pilih jasa pengiriman. Beberapa jasa ekspedisi memang lebih paham cara menangani produk segar atau produk olahan hewan. Cari jasa yang sudah punya pengalaman dan bahkan mungkin menawarkan fasilitas khusus, seperti layanan pendingin untuk makanan beku atau layanan penanganan khusus untuk tanaman. Aku sendiri pernah mencoba beberapa ekspedisi sampai akhirnya nemu yang paling cocok.
Kamu juga bisa membaca review pelanggan lain yang pernah mengirimkan produk serupa. Jangan lupa, tanyakan juga soal garansi pengiriman. Kadang, ada ekspedisi yang mau ganti rugi kalau produk rusak di jalan, tapi ada juga yang nggak mau tanggung jawab.
5. Cek dan Persiapkan Produk Sebelum Pengiriman
Terakhir, jangan lupa cek ulang kondisi produk sebelum dikirim. Pastikan tanaman atau hasil kebunmu dalam kondisi prima, tidak ada daun yang layu atau buah yang hampir busuk. Untuk produk olahan hewan, pastikan kemasannya sudah rapat dan terjaga higienis. Ini penting supaya produk sampai di tangan penerima dalam keadaan layak konsumsi atau siap pakai.
Ada trik sederhana yang aku sering pakai: kalau produk yang mau dikirim itu layak untuk kamu konsumsi atau pajang saat diterima, maka itu sudah cukup bagus untuk dikirim. Kalau kamu ragu, mungkin produk itu perlu dipersiapkan ulang atau diperbaiki pengemasannya.